Kamis, 01 Agustus 2019


DEVILS BACK


eorang wanita tengah berjalan dengan anggun memasuki sebuah lift di sebuah gedung tinggi pencakar langit. Beberapa berkas berada tepat di dalam pelukannya. Ia menekan tombol lift dan menundukkan kepalanya sambil menghentakan pelan high heels hitam yang tengah ia gunakan ke lantai.
            Ting
            Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pintu lift terbuka lebar dan tanpa pikir panjang ia segera memasuki ruang berbentuk persegi itu. Ia menekan tombol angka sesuai lantai yang hendak ia tuju. Tetapi seketika suasana di dalam lift itu terasa begitu mencekam dan dingin, terasa seperti ada aura gelap dan menakutkan di sana. Yang pasti bukanlah karena kehadiran hantu, tetapi makhluk yang lebih menakutkan dari itu. Wanita itu langsung menoleh ke belakangnya, dan tepat sekali tatapannya beradu dengan mata abu gelap yang begitu tajam. Terlihat seringai kecil di bibirnya yang tebal nan seksi dengan bulu bulu halus mengelilinginya. Tampak jelas tatapan lapar yang menelusuri seluruh tubuh wanita yang berada di depannya bak seorang predator, membuat sang wanita merasa sangat gugup dan ketakutan.
            “Se-selamat siang Pak Davero,” gumamnya dengan gugup dan menundukkan sedikit kepalanya sebagai tanda hormat.
            “Siang,” jawabnya dengan suara serak nan berat.
            Pria tinggi nan tampan itu melangkahkan kakinya mendekati sang wanita, membuatnya terperangah dan spontan mundur perlahan. Pria yang di panggil Davero itu tak menghentikan gerakannya. Ia terus melangkah memojokkan sang wanita hingga punggung wanita itu menabrak dinding lift di belakangnya. Tatapannya terlihat ketakutan karena sang pria semakin memojokkannya.
            “Lama tak bertemu,” ucap pria itu diiringi seringai menyeramkan yang membuat bulu kuduk berdiri. Tatapan wanita itu terlihat jelas ketakutan dan tak mampu berkutik sedikitpun. Apalagi sebelah tangan pria itu menyentuh dinding tepat di samping kepalanya.
            “A-apa yang kau inginkan dariku?” setelah mengumpulkan segenap keberaniannya, akhirnya wanita itu mampu mengeluarkan suaranya walau terdengar berbisik.
            “Kau!”
            Seketika tubuh wanita itu menegang dan merinding karena mendengar bisikan penuh ancaman dan penekanan yang tak terbantahkan. Tanpa sadar wanita itu menahan nafasnya karena rasa takut.
            “You’re Mine!”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar