DEVILS BACK
eorang wanita tengah berjalan dengan anggun memasuki
sebuah lift di sebuah gedung tinggi pencakar langit. Beberapa berkas berada
tepat di dalam pelukannya. Ia menekan tombol lift dan menundukkan kepalanya
sambil menghentakan pelan high heels hitam yang tengah ia gunakan ke lantai.
Ting
Setelah
menunggu cukup lama, akhirnya pintu lift terbuka lebar dan tanpa pikir panjang
ia segera memasuki ruang berbentuk persegi itu. Ia menekan tombol angka sesuai
lantai yang hendak ia tuju. Tetapi seketika suasana di dalam lift itu terasa
begitu mencekam dan dingin, terasa seperti ada aura gelap dan menakutkan di
sana. Yang pasti bukanlah karena kehadiran hantu, tetapi makhluk yang lebih
menakutkan dari itu. Wanita itu langsung menoleh ke belakangnya, dan tepat
sekali tatapannya beradu dengan mata abu gelap yang begitu tajam. Terlihat
seringai kecil di bibirnya yang tebal nan seksi dengan bulu bulu halus
mengelilinginya. Tampak jelas tatapan lapar yang menelusuri seluruh tubuh
wanita yang berada di depannya bak seorang predator, membuat sang wanita merasa
sangat gugup dan ketakutan.
“Se-selamat
siang Pak Davero,” gumamnya dengan gugup dan menundukkan sedikit kepalanya
sebagai tanda hormat.
“Siang,”
jawabnya dengan suara serak nan berat.
Pria
tinggi nan tampan itu melangkahkan kakinya mendekati sang wanita, membuatnya
terperangah dan spontan mundur perlahan. Pria yang di panggil Davero itu tak
menghentikan gerakannya. Ia terus melangkah memojokkan sang wanita hingga punggung
wanita itu menabrak dinding lift di belakangnya. Tatapannya terlihat ketakutan
karena sang pria semakin memojokkannya.
“Lama
tak bertemu,” ucap pria itu diiringi seringai menyeramkan yang membuat bulu
kuduk berdiri. Tatapan wanita itu terlihat jelas ketakutan dan tak mampu
berkutik sedikitpun. Apalagi sebelah tangan pria itu menyentuh dinding tepat di
samping kepalanya.
“A-apa
yang kau inginkan dariku?” setelah mengumpulkan segenap keberaniannya, akhirnya
wanita itu mampu mengeluarkan suaranya walau terdengar berbisik.
“Kau!”
Seketika
tubuh wanita itu menegang dan merinding karena mendengar bisikan penuh ancaman
dan penekanan yang tak terbantahkan. Tanpa sadar wanita itu menahan nafasnya
karena rasa takut.
“You’re
Mine!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar