The Game Demons (Horor)
Prolog
“Erlina,”
“Nenek,” gumamnya menatapnya dengan polos.
“Ayo kita harus pergi dari sini,” ajaknya menarik tangan
Erlina. Gadis kecil yang masih berumur 6 tahun.
“Tapi kita akan kemana?” tanyanya dengan polos.
“Kita harus pergi dari sini,” ucapnya memaksa Erlina.
Mereka bergegas mengambil tas yang ternyata sudah di
siapkan dan segera beranjak keluar dari rumah petak itu.
“Nenek, tapi Mama dan Papa akan pulang hari ini,” ucap
Erlina.
“Tidak sayang, mereka tidak akan pulang,” ucap Nenek yang
berjalan menuju pintu keluar belakang.
“Kenapa?”
“Karena mereka tidak akan pernah kembali,” ucapnya penuh
tanda tanya.
Erlina masih tampak bingung dengan perkataan dari sang
Nenek, ia mengikuti langkah Nenek yang terseok-seok karena termakan usia dan
sudah tak mampu lagi berjalan jauh.
“Nenek tidak apa-apa?” tanya Erlina saat Nenek itu
memilih duduk di trotoar yang sepi.
“Erlina, dengarkan Nenek,” ucapnya menggenggam tangan
Erlina dengan erat. “Kamu adalah gadis yang sangat kuat, kamu di lahirkan untuk
menjadi seseorang yang berarti. Dengar, apapun yang terjadi kau pergilah dan
berjalan terus jangan menoleh ke belakang. Di ujung jalan sana, tante Vio
menunggumu.”
“Lalu Nenek?”
“Jangan pikirkan Nenek,” ucapnya. “Dengar sayang, situasinya
tidak mendukung. Kamu harus pergi sekarang juga, dan abaikan apapun yang kamu
lihat,” ucapnya.
“Tapi kenapa?” tanya Erlina kecil yang hendak menangis.
“Maafkan Nenek, ini salahku.” Nenek memeluk tubuh kecil
Erlina dan menyuruhnya segera pergi.
“Nenek-“
“Pergi Erlina, sekarang! Jangan menoleh ke belakang
apapun yang terjadi,” ucapnya membuat Erlina menurut dan berlari menjauh dengan
isakan tangisannya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar