THE BAD BOY
Chapter 1
P
|
agi ini terlihat begitu sejuk, karena semalam baru
saja turun hujan. Seorang pria muda nan tampan tengah bergelut di balik
selimut.
"Datan bangun, sekarang kamu ada jadwal pagi,
Kan?" seru seorang wanita yang tengah membukakan gordeng kamarnya.
"Sebentar
lagi Mom, masih ngantuk,"
keluhnya menutup kepalanya sendiri dengan selimut.
"Astaga
Datan, kamu bukannya harus jemput Chella dulu," ujar Chacha yang masih
terlihat cantik walau sekarang usianya sudah mendekati setengah abad dan
badannya terlihat berisi.
"Males
Mom, biarin saja si Lonja ke kampus
sendiri."
"Cepat
bangun, Mommy buatkan dulu sarapan untuk kamu." Chachapun berlalu pergi
meninggalkan putranya.
"Hmm,"
"Astaga
ini anak laki, masih molor saja jam segini." Terdengar suara Okta sang Daddy yang baru saja melewati kamar putranya
itu. Okta berjalan mendekati ranjang dan dengan sengaja menarik kedua kaki
Datan hingga tubuh Datan tertarik hingga merosot ke lantai.
"Kyaaaaaa,
Daddy!!!" teriaknya dengan kesal. Kini ia duduk bersidekap di lantai
dengan wajah bantalnya.
"Heh
little Crocodile, cepat sana mandi dan pergi kuliah. Jangan malas-malasan,"
perintah Okta yang sudah rapi dengan setelan jas formalnya.
"Aku
masih ngantuk, Dad," keluhnya
dengan mulut yang menguap lebar.
"Memang
semalam kamu pulang jam berapa?" tanya Okta yang kini duduk di sisi
ranjang.
"Jam
3 pagi," jawabnya dengan santai.
"What?”
Datan meringis mendengar pekikan sang Aligator. “Habis dari mana saja lu, Bocah?
kelayapan mulu kerjaannya," cecar Okta membuatnya meringis karena teriakan
Okta tepat di telinganya.
"Come on Dad, aku bukan anak kecil lagi, Daddy pernah muda kan. Aku pergi
buat seneng-seneng lah, buat apalagi coba," ucapnya dengan santai dan
kembali menguap.
"Kapan
lu mau berubah, nilai nilai di kampus makin ancur. Daddy dulu memang nakal,
tapi Daddy tau kewajiban Daddy," ceroscos Okta.
"Dad please! Jangan bercuap-cuap di pagi
hari,” ucapnya membuat Okta mendengus kesal pada putra semata wayangnya itu. “Daddy
jangan kolot deh."
Datan
hendak menaiki ranjang, tetapi kembali di tarik oleh Okta. "Cepat mandi,
sebelum Daddy ceburin ke kandang si Conel." Conel adalah buaya yang di rawat Datan dari
kecil, bisa di bilang buaya itu adalah sahabat Datan.
"Iya
iya, dasar Aligator kolot," gerutu Datan berjalan menuju kamar mandi
dengan malas.
"Daddy
denger.”
"Syukurlah,
Daddy kan memang kolot." cekikikan Datan dalam kamar mandi.
"Aish,
gue punya anak kenapa model kayak gini sih," keluh Okta. "Gak turun
dalam waktu 10 menit, Daddy seret kamu ke kampus!"
"Yes Dad," teriak Datan dan Okta
berlalu pergi.
Pria itu
adalah Datan Aguero Nick Mahya. Putra semata wayang dari pengusaha hotel
terbesar di Indonesia, Oktavio Adelio Mahya dan Clarissa Mahya. Kisah mereka
pernah di buat di novel Stay With Me.
♣♣♣
"Datan
sarapan dulu," teriak Chacha pada putra semata wayangnya itu.
"Nanti
saja, Datan langsung jemput si Lonja." Datan beranjak pergi tanpa
berpaling lagi.
Lonja
adalah panggilan kesayangannya pada sahabatnya yang bernama Michella. Lonja
singkatan dari lonceng gereja karena suaranya yang begitu menggelegar. Memang
aneh sih panggilan yang di berikan Datan itu.
Mobil
sport keluaran terbaru Bugatti Veyron
berwarna hitam pekat melesat begitu saja meninggalkan pekarangan kediaman
Mahya. Seperti biasanya Datan selalu memakai kacamata hitam di kedua matanya,
dan musik kesukaannya yang mengisi di dalam mobil.
"Hari
ini jadwal kencan bareng siapa yah." Datan membuka buku catatannya.
Melihat jadwal kencannya untuk hari ini. "Ternyata kencan dengan Kartika,
tapi Kartika yang mana."
Ia
melempar buku catatannya dan mengeluarkan handphonenya mengotak atik daftar
para wanita-wanitanya. “Oh Kartika adik tingkat gue, oke tinggal gue siapkan
jadwal kencannya akan kemana.”
Tak lama ia
menghentikan mobilnya saat melihat Chella sudah berdiri di gerbang rumahnya dengan
bersidekap dan berjalan masuk menaiki mobil sport miliknya. "Lama," gerutunya saat menaiki mobil
Datan.
"Gue
bukan sopir loe. Nebeng kok ngeyel Mbak-e," ucapan Datan membuat Chella
mencibir seraya memakai seatbeltnya.
Datan kembali menjalankan mobilnya menuju kampus.
"Lonja
tolong kirimin pesan ke Kartika di akun Line gue. Bilang nanti pulang kuliah
aku tunggu di club musik," ucap Datan membuat Chella mengernyitkan dahinya
tetapi tetap mengambil handphone Datan.
"Astaga!"
Chella
terpekik saat melihat isi handphone Datan. "Loe sejak kapan usaha illegal
begini, loe memperjualbelikan perempuan?"
"Hush, itu mulut kalau ngomong kok suka
nyablak. Tak sentil nanti yeh."
"Datan,
isi handphone loe semuanya data wanita. Dari a sampai z ada, dari alamat sampai
no sepatunya loe tulis. Oh God! "
Chella mengucapnya dengan ternganga kaget.
"Loe
gak usah so kaget gitu, itu jadwal cewek kencan gue. Nanti malam jadwal kencan
gue dengan Kartika, nah sekarang loe kirimin pesan ke dia."
"Astaga
loe bener-bener yeh, gue laporin om Gator lho," ancam Chella.
"Laporin
saja, gue udah dapat acc dia kok." kali ini Chella semakin terpekik kaget.
Anak dan Bapak
memang sama saja...
♣♣♣
Datan baru
saja sampai di salah satu Universitas Angkasa yang merupakan Universitas
terbagus di Jakarta. Chella sudah masuk terlebih dulu karena Datan tengah menghubungi
seorang wanita. Tak jauh di depannya Leon tengah berjalan dengan cool menyusuri koridor kampus.
"Es
balok," teriakannya mampu menghentikan langkah Leon.
Datan
berjalan mendekati Leon dengan penampilan yang tak kalah menarik dan tampan. Deretan
kedua tertampan di kampus setelah Leonard. Tetapi Datan begitu berbeda dengan
Leonard sang Ice King. Datan begitu
ramah dan baik hati pada semua orang khususnya para kaum hawa. Saking ramahnya,
banyak korban phpnya di kampus ini.
"Apa?"
Tanya Leon dingin.
"Astaga
es Balok, masih pagi juga udah dingin aja. Kagak takut menggigil loe,"
celetuk Datan membuat Leon mencibir dan melanjutkan perjalannya berdampingan
dengan Datan.
"Pagi
semua," sapa Datan memamerkan senyum pepsodentnya ke setiap wanita yang
berpapasan dengannya walau wanita itu melirik ke arah Leon yang terlihat acuh.
"Hei
Sivana, hari ini kamu ulang tahun yah? Selamat ulang tahun yah manis,"
ujar Datan saat berpapasan dengan seorang wanita manis yang di ketahui bernama
Sivana itu.
"Kamu
kok tau?" Tanya Sivana kaget.
"Apa
sih yang nggak Datan tau tentang Sivana. Selamat ulang tahun yah. Emm,
bagaimana kalau untuk hadiahnya besok malam kita kencan?" ujar Datan
dengan senyuman mautnya, ditambah kedipan matanya yang mampu membuat kaum hawa
meleleh seketika.
Leonard
terlihat jengah mendengar bualan menjijikan ala Buaya kunyuk satu ini. Ia
memilih berjalan terlebih dulu meninggalkan Datan yang tengah membual.
"Bagaimana
Sivana? Kamu mau kan?"
"Baiklah,"
ujar Sivana tersipu.
"Baiklah,
aku jemput kamu besok jam 7 malam yah, Babe." ujar Datan mengedipkan
sebelah matanya.
"Kamu
tau alamat rumahku?" Sivana kembali kaget.
"So
pasti dong, Babe. Jangan bilang aku Datan Aguero Nick Mahya kalau aku melewatkan
alamat wanita cantik seperti kamu," godanya dan berhasil membuat Sivana
tersipu di buatnya.
"Baiklah
aku pergi dulu yah, sampai ketemu nanti malam. Dah cantik." Datan
melambaikan sebelah tangannya dengan senyuman manisnya yang mampu memikat siapa
saja.
Ia kembali
menyusul Leon yang berjalan menuju kelasnya. "Heh Kunyuk, bagaimana loe
bisa tau hari ini ulang tahunnya?"
"Gini
nih kalau kesehariannya bercumbu sama mobil, kagak update kan. Kalau mau jadi
playboy itu harus penuh perjuangan dong," ujarnya dengan bangga.
"Maksud
loe?" Tanya Leon heran.
"Gue
nyari data mahasiswi yang cantik cantik di kampus lewat komputernya si Zacki
culun anggota senat. Gue update tuh tiap malem, siapa kira-kira yang ulang
tahun hari ini," ujar Datan dengan bangganya.
"Kagak
ada kerjaan. Ini nih yang namanya cowok so kerajinan," cibir Leonard.
"Mendingkan,
daripada loe dingin dan so cuek. Kehidupan loe suram, Man." ujar Datan
terlihat mengiba.
"Gue
bahagia dengan hidup gue, gue gak butuh cewek genit seperti mereka." ujar
Leonard masih tetap datar.
"Alah
ucapan loe kayak yang iya, bilang aja loe seneng di puja puja para wanita."
ujar Datan tak ingin kalah.
"Serah
apa kata loe aja," ujar Leon.
"Kembaran
loe mana?" Tanya Datan.
"Tau
deh, gue gak netein dia," jawab Leon asal membuat Datan mencibir kesal.
"Ya
udeh ah gue ke kelas. Bye...” Datan berlalu pergi menuju kelasnya.
Datan,
Michella , Leonard dan Leonna sudah bersahabat dari sejak kecil karena orangtua
merekapun sudah bersahabat. Mereka sekola bersama hingga sekarang mereka memasuki kampus yang sama, hanya berbeda
jurusan. Datan, Leonna dan Michella mengambil fakultas Kedokteran. Sedangkan
Leon mengambil fakultas Teknik.
Datan
memasuki kelasnya dan terlihat meja Leonna sudah di kelilingi 5 orang perempuan
dari fakultas lain. "Wah wah, ada apa nih?"
"Kunyuk
usirin mereka kek, gue bukan sekretarisnya si Leon." rengek Leonna.
"Ayolah
Leonna, loe bantu gue kasihin surat ini ke Leon," ucap salah seorang
wanita.
"Kalau
bisa gue minta no atau pin bbmnya Leon, atau medsosnya yang lain." ujar
salah satu dari mereka.
"Gue
bisa di gorok si Leon kalau ngasih nomornya," keluh Leonna. "Pergilah,
kalian gak akan dapat apa-apa dari si Ice
King itu. Jangan buat hati kalian terluka," nasihat Leonna.
"Tapi
kami harus tetap mencobanya," ucap mereka membuat Leonna memutar bola
matanya jengah.
"Ya
sudah simpan di meja suratnya sekalian ongkos kirimnya buat antar ke Leon. Gue
kagak gratisan." ujar Leonna membuat mereka menurut dan menyimpan uang
untuk Leonna.
"Hei ladys, ngapain kalian ngejar-ngejar
cowok yang gak mau sama kalian sih? Mending sama gue saja. Gue juga gak jauh
tampannya dari si Leon," ujar Datan.
"Nggak,
gue gak mau jadi korban php loe." cibir wanita itu dan berlalu pergi.
Menyisakan tawa Leonna dan Chella.
Hampir
semua wanita sudah tau belangnya Datan
di kampus, sudah banyak korban darinya. Dan itu membuat mereka berhati-hati
dengan seorang Datan Aguero sang Player.
"Mampus
loe Kunyuk." tawa Michella.
"Enaknya
jadi kurir cintanya Leon," kekeh Leonna mengipas-ngipaskan uang 50ribuan
lima lembar.
"Idih
dasar mata duitan. Itu sama aja loe malak, Ona." ujar Datan
"Apa
perduli gue, mereka yang nyuruh. Ya harus ada uang jalannya dong. Kagak ada
yang gratisan," jawab Leonna dengan santai.
"Sini
gue buang aja ke tong sampah surat-suratnya," ujar Chella ingin merebut
surat dari tangan Leonna.
"Eitzz,
jangan macam macam Lonja. Ini amanah, gue tetep harus kasihin surat ini ke
saudara kembar gue itu," ujar Leonna membuat Chella mencibir.
"Tuh
bibir udah maju aja dua centi," kekeh Datan.
"Gimana
kalau Leon ke cantol sama salah satu dari mereka?" Tanya Chella merengut.
"Itu
sih DL alias derita loe," kekeh Leonna dan Datan.
"Dasar
sahabat durhaka kalian berdua," cibir Chella.
"Eh
besok mau pada ikut ke Bandung, kan kak Pretty mau tunangan di sana." ujar
Leonna.
"Gue
nggak, gue ada acara sama si es batu. Paling Dad and Mom aja, lagian gue gak
begitu kenal sama kak Pretty." ujar Datan santai sambil memainkan
handphonenya.
"Yah,
kalau gitu gue juga nggak deh. Lagian mau ngapain coba, gak ada Leon ini."
ujar Chella.
"Ahh
di kepala loe kayaknya penuh dengan Leon." ujar Leonna sebal.
♣♣♣
Tidak ada komentar:
Posting Komentar