Jumat, 02 Agustus 2019

Secret Garden (Fantasi)


Prolog
                Seorang pria dengan bola mata hijau yang indah nan tajam, tampak pakaian mewah dan jubah khas bangsawan tampak berlari menerobos hutan gelap yang curam dan menakutkan. Lengannya terluka parah, darah begitu deras mengalir membasahi pakaian mewahnya dan juga jubahnya. Tangannya yang sebelah lagi memegang pedang tajam dengan pegangan emas dengan ukiran dua ekor naga dengan butiran batu permata indah di sekelilingnya. Tampaknya pedang itu begitu berat hingga pria itu mendereknya.
                Cukup lama ia berjalan hingga sampai di sebuah tempat begitu indah di tengah hutan. Tempat itu seperti taman yang asri dan masih tampak belum terjambah orang. Warna warni bunga memenuhi area itu dengan sebuah danau kecil dengan air terjun dengan air yang begitu jernih.
                “Tempat apa ini? aku baru mengetahui ada tempat begitu indah di tengah hutan,” gumamnya.
                Pria itu berjalan menuju danau dengan air terjun itu. Airnya begitu jernih hingga bebatuan yang menjadi dangkal dari danau itu terlihat jelas. Ia duduk di sisi danau dengan menyimpan pedangnya. Ia merobek kain dan membasuh lukanya yang cukup dalam. Sekuat tenaga ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit di lukanya itu. Cukup lama ia membersihkan lukanya, hingga hari semakin gelap tanda hari akan segera berganti malam dan hutan ini akan semakin menyeramkan.
                Telinganya yang tajam mendengar langkah kaki kecil berjalan mendekatinya. Ia bergegas berdiri dengan menderek pedangnya dan bersembunyi di balik pohon besar yang ada di sekitar danau itu. Tak lama datanglah seorang gadis berkerudung selendang berwarna putih. Gadis itu mendekati danau dan mengambil air ke dalam ember yang di bawanya. Saat ia hendak kembali, tatapannya tertuju pada sobekan kain dari pakaian pria tadi. Ia berjalan mendekati sobekan kain yang terdapat darah dan mengambilnya.
                “Ada sobekan kain dan ini darah, apa ada orang yang datang ke sini?” gumamnya celingak celinguk kesana kemari mencari sosok itu. “Ini adalah tempat rahasia, bagaimana mungkin ada orang yang bisa sampai kemari.”
                Seketika angin berhembus dan menerpa kerudungnya hingga kain itu terbang dan jatuh ke dekat seseorang yang sedang bersembunyi. Pria yang sedang bersembunyi tadi menganga dan melotot saat gadis itu berbalik dengan rambut panjangnya yang terurai. Gadis dengan bola mata coklat madu itu begitu cantik, bahkan lebih cantik dari seorang bidadari. Kulitnya yang seputih kapas dan berseri, rambutnya yang hitam legam begitu kontras dengan kulit dan bola matanya.

                Pria tadi sampai tak berkedip melihat pemandangan seorang bidadari tak jauh darinya berdiri yang kini berjalan cepat meninggalkan tempat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar