TRAPPED WITH A BASTARD
Prolog
Kehidupan
Alexandra berubah dratis setelah ia bertemu dengan bajingan arogant bernama
James Harold. Awalnya ia ingin segera melunasi semua hutang ayahnya kepada
seorang wanita pemilik rumah bordir. Tetapi ia malah semakin terjebak dan tak
bisa keluar dari cengkraman seorang Billioner tampan itu.
James
merasa dirinya telah di kutuk oleh seorang pelacur. Ia yang saat itu meminta
asistennya untuk mencarikan seorang wanita karena ia begitu kalut. Dan sialnya
ia di pertemukan dengan wanita bernama Alexandra, dan entah apa yang telah
wanita pelacur itu lakukan sampai James sampai tak bisa melupakannya dan ia
bahkan tak bisa lagi bercinta dengan wanita lain karena tubuh wanita itu
bagaikan morfin untuknya.
Part 1
Alexandra mengetukkan ujung jarinya ke
kursi yang sedang ia duduki. Ini sudah satu jam lamanya ia menunggu. Andai ia
bisa, ia ingin kabur dan melarikan diri dari situasi ini. Tetapi sayangnya ia
tak bisa melakukan itu. Ini semua karena Ayahnya yang begitu gemar berjudi dan
bermain wanita. Dan sialnya ia bersama Ibunya harus menjadi korban untuk selalu
membayar hutang-hutang Ayahnya itu.
Awalnya
seperti biasa Alexandra tengah menjalani kesibukan sehari-harinya bekerja di
salah satu kedai kopi sebagai Barista. Dan beberapa orang berbadan besar dan
menyeramkan mencegahnya dan menculiknya hingga Alexandra terjebak di rumah
bordir ini. Sialnya ia harus melunasi hutang Ayahnya yang mencapai 500 ribu
dollar. Dan itu membuat Alexandra kesusahan, ia tidak tau harus mencari uang
dari mana untuk melunasi semua itu.
Dan
dengan kejamnya, Ayahnya menjual dirinya ke rumah bordir ini untuk melunasi
hutang-hutangnya.
Saat ini
ia tengah menunggu tamunya yang pertama. Sesungguhnya ia ingin sekali kabur
dari kamar sialan ini, tetapi ia tidak mendapatkan celah untuk kabur. Ia
sungguh tidak rela kalau orang pertama yang menjamahnya adalah pria hidung
belang yang bahkan tidak ia kenal.
Ia ingin
menyerahkan semuanya kepada seseorang yang begitu ia cintai. David mungkin yang
saat ini sedang dekat dengannya. Tetapi itu hanya akan menjadi mimpi tidurnya
saja, karena sekarang ia berada di sini dan terjebak.
Lamunan
Alexandra buyar saat mendengar suara pintu di buka dan derap langkah seseorang.
Dengan sigap, ia berdiri dengan waspada.
Tatapannya
langsung bertemu dengan tatapan tajam dengan matanya berwarna abu nan tajam dan
pekat. Bukan hanya itu yang membuatnya mematung, tetapi wajah tampan nan
berkarisma membuatnya lupa untuk berkedip.
Pria di
depannya itu tersenyum mencela, ia memang terbiasa mendapatkan tatapan penuh
kekaguman dari semua wanita yang bertemu dengannya.
“Mandilah,
aku tidak suka melakukannya dengan seseorang tanpa bersih,” serunya dengan nada
tajam membuat Alexandra tersadar dari lamunannya.
“Eh...?”
“Kenapa?
Kau tidak paham perkataanku?” tanyanya kembali dengan suara yang berat nan
seksi.
“Aku
sudah mandi,” gumam Alexandra segera memalingkan wajahnya.
“Mandi
kembali, aku akan mandi terlebih dulu. Lalu kau langsung mandi,” serunya
beranjak pergi menuju kamar mandi.
Alexandra
menghela nafasnya berat. Bagaimana nasibnya malam ini. Bisakah ia menyelamatkan
dirinya sendiri?
>>>
Pria
tadi keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang di lilitkan
ke bawah pinggangnya, bahkan bulu-bulu halus di bawah udelnya terlihat jelas
dan nampak begitu seksi.
Alexandra
langsung memalingkan wajahnya untuk menghindari pemandangan yang Eeerrr... membuat bulu kuduknya
bergidik.
“Cepat
mandi!” perintah pria itu membuat Alexandra bergegas masuk ke dalam kamar
mandi.
Alexandra
menatap wajahnya yang penuh dengan makeup di depan wastafel. Ini sungguh
bukanlah dirinya, kini ia terlihat seperti jalang, pelacur. Berbeda dengan
kepribadiannya sehari-hari.
Tanpa
sadar air matanya luruh membasahi pipi, ia ingin segera pergi dan menghindari
malam ini. Ia tidak ingin dan belum siap melakukannya. Bahkan dengan pria asing
untuknya.
Alexandra
membasuh wajahnya berkali-kali dan menghapus semua makeup di wajahnya hingga
bersih. Ia tidak ingin melihat wajah itu, wajah yang menampakan dirinya seorang
pelacur.
“Apa kau
berniat tidur di dalam kamar mandi? Cepatlah keluar dan jangan membuatku kesal
karena menunggumu!”
Pria di
luar sana sungguhlah tidak sabaran, itu membuat Alexandra semakin bingung dan
dilema. Jantungnya berdebar kencang, haruskah malam ini ia kehilangan
kesuciannya. Sesuatu yang ia jaga untuk pria yang berharga dalam hidupnya dan
begitu ia cintai.
Alexandra
sudah melepaskan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam walk in shower dan memutar kran hingga air hangat jatuh menghujani
tubuhnya.
>>>
Alexandra
keluar dari kamar mandi dengan menggunakan jubah handuk seatas lutut dengan
rambutnya yang basah. Ia melihat pria tadi hanya memakai celana piyama berwarna
putih dan bertelanjang dada. Tengah duduk bersandar di atas ranjang king size.
Alexandra
menundukkan kepalanya tanpa berani melihat ke arah pria di depannya. Ia berdiri
di depan pintu kamar mandi yang berada tepat di sisi ranjang.
Alexandra
memeluk dirinya sendiri saat ia merasakan tatapan tajam tengah meneliti tubuhnya
seakan menelanjanginya.
Pria itu
beranjak dari atas ranjang dan berjalan tanpa suara mendekati Alexandra yang
masih menundukkan kepalanya.
Alexandra
tersentak saat sentuhan tangan hangat menyentuh dagunya dan mendorongnya hingga
mau tak mau ia menengadahkan kepalanya dan matanya kembali bersiborok dengan
mata abu tajam yang mempesona itu.
“Cantik,”
pujinya saat melihat wajah polos Alexandra tanpa makeup.
Tanpa
aba-aba pria tadi mendekatkan kepalanya ke sisi wajah Alexandra dan menghirup
aroma segar nan harum dari tubuh Alexandra.
“Hanya
mencium aroma tubuhmu saja, aku sudah begitu tergoda,” bisiknya mencium ujung
telinga Alexandra membuatnya tersentak dan seperti tersengat sesuatu.
Pria
tadi kembali mengendus dan menghirup aroma tubuh Alexandra ke area lehernya.
Tubuhnya semakin menempel tetapi Alexandra menahan dada pria itu secara spontan
dengan mata terpejam ketakutan.
Pria
tadi menghentikan gerakannya dan menarik kembali kepalanya dari sisi wajah
Alexandra dan menatap Alexandra yang memejam ketakutan.
“Kau
tampak tidak berpengalaman,” serunya dengan nada sarkasis.
“Maaf
Tuan, bi-bisakah anda memberi saya waktu,” gumam Alexandra sedikit ketakutan
dengan bibir bergetar.
“Waktu? Time is life dan aku tidak ingin
menyia-nyiakan nyawaku untuk membuang-buang waktu.”
Alexandra
kembali menunduk dengan ketakutan.
“Dengar
Nona, aku telah membayarmu dengan harga yang sangat mahal. Apa ini pelayanan
yang kau berikan?”
Alexandra
masih terdiam membisu.
“Aku
akan menghubungi Madam Melissa,” seru pria itu membuat Alexandra semakin
bergidik.
Ia telah
di ancam oleh Madam sialan itu, kalau dia tidak melakukan pelayanan dengan
baik, maka Ibu nya yang akan menanggung akibatnya.
“Tunggu!”
Pria itu
tersentak kaget saat Alexandra menarik lengannya yang hendak berpaling, dan ia
langsung mencium bibir pria tadi dengan kaki berjinjit.
Pria
tadi menyeringai dalam ciumannya dan menatap wajah Alexandra yang terpejam dan
begitu dekat dengannya. Terasa jelas ciuman Alexandra begitu tak handal dan
sangat berantakan. Pria itu dapat mengetahui kalau ini pengalaman pertama untuk
wanita di depannya.
Pria itu
langsung menekan kepala Alexandra dan memeluk pinggangnya, ia mengambil alih
ciuman itu membuat Alexandra semakin gugup dan takut tetapi ia tak bisa
menghindar dan mengelak lagi.
Alexandra
membuka mulutnya saat ia merasakan lidah pria itu menerobos paksa masuk ke
dalam area mulutnya dan bermain di sana, menggoda lidahnya dan mengabsen akses
giginya dengan penuh dalam. Tubuh Alexandra terasa panas dan lemas, ia merasa
begitu gerah.
Tangan
pria tadi berpindah dari pinggang Alexandra kini mulai meremas bagian dada
Alexandra dari balik jubah.
“Euhh...”
Alexandra tanpa sadar mengeluarkan desahannya saat darahnya berdesir hebat dan
seakan terbakar.
Ciuman
mereka terlepas hingga tatapan mereka kembali beradu dengan tatapan sayu.
“Manis,”
gumam pria itu dan memangku tubuh Alexandra.
Ia
merebahkan tubuh Alexandra ke atas ranjang dan tanpa menunggu lama menindih
tubuh Alexandra dengan bertompang pada kedua sikunya. Ia melepaskan tali jubah
handuk Alexandra dan langsung melakukan aksinya dengan menciumi dan menjamah
bagian dada Alexandra.
Rasanya
terasa sakit dan geli, ini pertama kalinya tubuhnya di sentuh oleh tangan lain
selain tangannya sendiri. Ada rasa sakit, perih dan geli yang seakan menyiksa
dan membakar tubuhnya.
Alexandra
tak bisa berontak lagi, ia kini hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi pada
dirinya. Semua ia lakukan demi kedua orangtuanya.
“Kau
membuatku gila,” gumam pria itu masih menciumi, menghisap dan memelintir bagian
puting berwarna pink muda Alexandra yang mengencang.
“Ah....!”
jerit Alexandra saat tangan hangat itu mengusap bagian sensitive nya. Ia
berusaha merapatkan kedua pahanya tetapi sayang, kekuatan tangan pria itu
begitu kuat.
Pria tadi
langsung membenamkan wajahnya di area kewanitaan Alexandra dan itu membuat
Alexandra semakin terasa terbakar.
Ia tidak
paham dengan apa yang terjadi dengan tubuhnya, rasanya tubuhnya berkhianat
dengan pikirannya.
“Bersiaplah,
ini akan sedikit sakit.” Pria tadi kembali mencium bibir Alexandra yang terbuka
dan dengan gerakan cepat ia meluncurkan kepemilikannya yang gagah dan telah
tegak sempurna.
Pria itu
melepaskan ciumannya dan memposisikan miliknya supaya melesat dengan pas pada
Alexandra. Dengan gerakan cepat ia pun mulai menerobos penghalang di dalam
sana.
“Ah
Tuan...!” jerit Alexandra yang kesakitan.
“Panggil
aku James.”
¤¤¤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar